Yak, itulah bunyi dari judul tugas akhir saya. Secara umum judul tersebut bertujuan untuk membuat prototype (yak benar!! Purwarupa adalah terjemahan dari prototype) alat pemonitoran kerja jantung mencit (FYI, mencit : sejenis curut) yang MURAH. Lalu, kenapa jantung harus dimonitor? Kenapa mencit? Emang hasilnya seberapa murah? Kurang lebih alasannya begini.
Jantung merupakan salah satu organ terpenting pada makhluk hidup. Hingga tahun 2010 tercatat bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia [data WHO, http://www.who.int/entity/whosis/whostat/2010/en/index.html]. Hal tersebut menyebabkan penelitian terhadap senyawa-senyawa yang memiliki efek khusus pada jantung semakin banyak dilakukan. Elektrokardiograph (EKG) merupakan rekaman grafik potensial-potensial listrik yang ditimbulkan oleh jaringan jantung dan digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui kondisi jantung baik pada pemeriksaan klinis maupun pada percobaan.
Mencit (Mus musculus) maupun tikus (Rattus norvegicus) adalah hewan uji pra-klinis yang digunakan untuk memodelkan efek suatu senyawa pada manusia[1]. Hal tersebut disebabkan karena mencit dan tikus mempunyai fungsi tubuh dan anatomi jantung yang sama dengan manusia. Selain itu tingkat kecepatan reproduksi dari mencit memudahkan ketersediaan mencit sebagai hewan uji pra-klinis.
Uji pra-klinis pada hewan uji dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara invasif dan non-invasif. Invasif adalah cara pengujian yang melibatkan operasi atau memasukkan suatu peralatan ke dalam tubuh spesimen. Sedangkan cara non-invasif tidak memerlukan pembedahan dan hanya memerlukan kontak langsung antara alat pengujian dengan bagian tubuh spesimen. Pengujian secara invasif dapat menyebabkan kematian spesimen sesaat setelah dilakukan pegujian, sehingga efek suatu senyawa akibat pengujian berulang dalam rentang waktu tertentu tidak dapat diketahui. Pemonitoran kerja jantung hewan uji secara non-invasif diperlukan untuk melihat fungsi kerja jantung akibat efek suatu senyawa dalam rentang tertentu pada satu spesimen yang sama.
[1] Junior, Pedro P., Maracolo, M., Rodrigues, Fabricio P., Medei, Emiliano and Nascimento, Jose H.M. “Noninvasive method for electrocardiogram recording inconscious rats: feasibility for heart rate variability analysis.” Annals of Brazilian Academy of Science, ISSN 0001-3765, 2010.
Uji pra-klinis pada hewan uji dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara invasif dan non-invasif. Invasif adalah cara pengujian yang melibatkan operasi atau memasukkan suatu peralatan ke dalam tubuh spesimen. Sedangkan cara non-invasif tidak memerlukan pembedahan dan hanya memerlukan kontak langsung antara alat pengujian dengan bagian tubuh spesimen. Pengujian secara invasif dapat menyebabkan kematian spesimen sesaat setelah dilakukan pegujian, sehingga efek suatu senyawa akibat pengujian berulang dalam rentang waktu tertentu tidak dapat diketahui. Pemonitoran kerja jantung hewan uji secara non-invasif diperlukan untuk melihat fungsi kerja jantung akibat efek suatu senyawa dalam rentang tertentu pada satu spesimen yang sama.
[1] Junior, Pedro P., Maracolo, M., Rodrigues, Fabricio P., Medei, Emiliano and Nascimento, Jose H.M. “Noninvasive method for electrocardiogram recording inconscious rats: feasibility for heart rate variability analysis.” Annals of Brazilian Academy of Science, ISSN 0001-3765, 2010.