Apa tuh? Kenapa 2? Emang ada yang pertama atau nomor 1-nya?
Oke, jadi itu sebenarnya adalah judul novel yang baru saya beli dan selesaikan (bukan baca gratisan). Judulnya cuma "2", bahkan covernya cuma angka "2" gede ditengah halaman. Hum,menarik. Awalnya saya agak (sangat sih sebenernya) takut beli ini novel. Secara judulnya ngga jelas dan warna covernya merah darah yang "agak-agak" gimana gitu. Tapi setelah lihat bawahnya ada nama pengarang dan tertulis "Donny Dhirgantoro" dan juga terkesan dua baris terakhir dibagian sinopsisnya, akhirnya saya beli.
Oke, jadi itu sebenarnya adalah judul novel yang baru saya beli dan selesaikan (bukan baca gratisan). Judulnya cuma "2", bahkan covernya cuma angka "2" gede ditengah halaman. Hum,menarik. Awalnya saya agak (sangat sih sebenernya) takut beli ini novel. Secara judulnya ngga jelas dan warna covernya merah darah yang "agak-agak" gimana gitu. Tapi setelah lihat bawahnya ada nama pengarang dan tertulis "Donny Dhirgantoro" dan juga terkesan dua baris terakhir dibagian sinopsisnya, akhirnya saya beli.
Cover si "2" |
Memutuskan untuk berani mencintai,
dan mencintai dengan berani...
(2 kalimat baris terakhir pada sinopsis bagian belakang)
Bagi yang belum tau atau lupa, mas-mas yang ke-PD-an (percaya diri) dan berani nulis judul ngga jelas ini adalah pengarang novel 5cm. Novel yang pernah ditulisnya juga judul dan covernya ngga kalah misteriusnya, hanya bertuliskan "5cm" kecil ditengah cover warna hitam. Novel itu berisi tentang kehidupan anak-anak muda dan perjuangannya dalam pencarian jati diri. Novel 5cm waktu itu berhasil mempopulerkan asal muasal judul 5cm di chapter-chapter akhir novelnya dan bahkan saat ini (denger-denger lho) dalam proses pembuatan film layar lebarnya (bioskop ya, bukan layar tancep).
dan mencintai dengan berani...
(2 kalimat baris terakhir pada sinopsis bagian belakang)
Bagi yang belum tau atau lupa, mas-mas yang ke-PD-an (percaya diri) dan berani nulis judul ngga jelas ini adalah pengarang novel 5cm. Novel yang pernah ditulisnya juga judul dan covernya ngga kalah misteriusnya, hanya bertuliskan "5cm" kecil ditengah cover warna hitam. Novel itu berisi tentang kehidupan anak-anak muda dan perjuangannya dalam pencarian jati diri. Novel 5cm waktu itu berhasil mempopulerkan asal muasal judul 5cm di chapter-chapter akhir novelnya dan bahkan saat ini (denger-denger lho) dalam proses pembuatan film layar lebarnya (bioskop ya, bukan layar tancep).
Cover 5 cm |
"Setiap kita punya mimpi atau keinginan atau cita-cita,kita taruh di depan kening kita ,jangan menempel,biarkan dia menggantung ,mengambang 5cm di depan kening kita ,jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kita.Biarkan keyakinan kita itu mengambang 5cm didepan kening kita,setelah itu yang kita perlukan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,tangan yang akan berbuat lebih banyak daripada biasanya,mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,leher yang akan lebih sering melihat ketas,lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa" (Prinsip 5 cm)
Berbekal rasa percaya saya terhadap nama pengarang dan kalimat di sinopsisnya maka (dengan mengucap Bismillah) saya beli novel ini. Awal-awal baca, ngga jelas. Alurnya agak lama dan starting point-nya dari masa kecil. Agak mengagetkan karena saya kira bakal berbau anak muda seperti novel sebelumnya dan bukan jenis "family drama". Yaudahlah ya, daripada buang-buang uang mending bacanya dilanjutin. Baca lagi dikit-dikit, eh, malah ngga bisa berhenti. Malah dalam 2 hari novel ini sudah bisa diselesaiin.
Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia,karena Tuhan sedikitpun tidak pernah. (2,Donny Dhirgantoro)
Seperti novel sebelumnya yang menyimpan misteri tentang judulnya hingga saat-saat terakhir, novel kali ini pun kurang lebih sama. Namun sesuatu yang saya rasakan sangat berbeda adalah proses dan alur cerita yang berisi tentang mimpi dan perjuangan. Berbeda dengan "5cm" yang banyak berisi kutipan quotes atau lirik lagu yang bagus dan bermakna sangat dalam, novel "2" mempunyai kekuatan dari kata-kata yang diciptakan penulisnya. Memang, dari alur dan pemilihan kata-kata, penulisnya terlihat sudah lebih "dewasa". Kekuatan dalam kata-kata dan alur cerita menjadi salah satu daya tarik dari novel ini.
"Ke setiap diri di depan saya...hari ini, saya bilang...
jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna,
kekuatan imajinasi manusia yang luar biasa,
tetapi kamu tidak sedikit pun bekerja keras,
tidak sedikit pun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impian kamu,...
buat saya..., kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri."
"Juga...ke setiap diri di depan saya hari ini,saya bilang...
jangan coba-coba bekerja keras, tetapi tanpa impian,
tanpa impian yang membakar diri dan benak kamu setiap hari,
berkeringat, lelah,...tetapi tanpa makna,
melangkah tetapi tanpa tujuan,
bangun di pagi hari menyesali apa yang kamu lakukan,
bekerja keras tanpa impian,
buat saya..., kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi dunia"
(2,Donny Dhirgantoro)
Berbekal rasa percaya saya terhadap nama pengarang dan kalimat di sinopsisnya maka (dengan mengucap Bismillah) saya beli novel ini. Awal-awal baca, ngga jelas. Alurnya agak lama dan starting point-nya dari masa kecil. Agak mengagetkan karena saya kira bakal berbau anak muda seperti novel sebelumnya dan bukan jenis "family drama". Yaudahlah ya, daripada buang-buang uang mending bacanya dilanjutin. Baca lagi dikit-dikit, eh, malah ngga bisa berhenti. Malah dalam 2 hari novel ini sudah bisa diselesaiin.
Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia,karena Tuhan sedikitpun tidak pernah. (2,Donny Dhirgantoro)
Seperti novel sebelumnya yang menyimpan misteri tentang judulnya hingga saat-saat terakhir, novel kali ini pun kurang lebih sama. Namun sesuatu yang saya rasakan sangat berbeda adalah proses dan alur cerita yang berisi tentang mimpi dan perjuangan. Berbeda dengan "5cm" yang banyak berisi kutipan quotes atau lirik lagu yang bagus dan bermakna sangat dalam, novel "2" mempunyai kekuatan dari kata-kata yang diciptakan penulisnya. Memang, dari alur dan pemilihan kata-kata, penulisnya terlihat sudah lebih "dewasa". Kekuatan dalam kata-kata dan alur cerita menjadi salah satu daya tarik dari novel ini.
"Ke setiap diri di depan saya...hari ini, saya bilang...
jika kamu punya impian, impian besar dan begitu bermakna,
kekuatan imajinasi manusia yang luar biasa,
tetapi kamu tidak sedikit pun bekerja keras,
tidak sedikit pun meneteskan keringat untuk memperjuangkan impian kamu,...
buat saya..., kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi diri kamu sendiri."
"Juga...ke setiap diri di depan saya hari ini,saya bilang...
jangan coba-coba bekerja keras, tetapi tanpa impian,
tanpa impian yang membakar diri dan benak kamu setiap hari,
berkeringat, lelah,...tetapi tanpa makna,
melangkah tetapi tanpa tujuan,
bangun di pagi hari menyesali apa yang kamu lakukan,
bekerja keras tanpa impian,
buat saya..., kamu...hanyalah pembual nomor satu bagi dunia"
(2,Donny Dhirgantoro)
Mengenai isi ceritanya saya ngga akan ngasih tahu di sini. Garing dong kalau ada bocoran. Hehehehe. Tapi, sekali lagi, novel ini adalah novel yang patut untuk dibaca dan diresapi. Hampir setiap bagiannya menceritakan tentang perjuangan menggapai impian.
cogito ergo sum, aku berpikir maka aku ada
certamen ergo sum, aku berjuang maka aku ada
certamen ergo sum, aku berjuang maka aku ada
Dengan kerja keras, tinggalkan bukti di dunia nyata bahwa impianmu, Ada
(2,Donny Dhirgantoro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar