[copy of my own facebook note]
25 june at 9:44pm
Mendengar sebuah pernyataan yang agak menggelitik ketika debat capres malam ini.
"Makanya untuk menambah tenaga kerja terlatih nanti kita buat supaya jumlah SMK lebih banyak daripada SMA, sehingga jumlah tenaga kerja terlatih bisa lebih banyak dan mengurangi pengangguran", kata SBY.
Mungkin memang lebih baik bila kita bandingkan, daripada lulusan SMA berjumlah banyak tapi banyak juga yang menganggur lebih baik banyak lulusan SMK tapi bekerja dan tidak menganggur. Istilah lain mungkin sebagai buruh terdidik.
Tapi agak mengerikan bila membayangkan nanti akan lebih banyak lulusan SMK dibanding SMA, dan hanya menjadi buruh terdidik. Bayangkan saja bila semua orang Indonesia memang bekerja, tidak ada yang menganggur, tapi sebagai buruh terdidik. Di sisi lain, atasan atau pemilik bisnisnya adalah orang-orang asing.
=========
"Jangan sekali-kali melupakan sejarah", kata Bung Karno. Di sisi lain ada pepatah mengatakan, "sejarah akan selalu berulang". Lalu apa yang akan kita lihat di Indonesia saat 5, 10 atau mungkin 15 tahun mendatang? Menjadi buruh ahli di bawah pengawasan asing? Lalu apa bedanya dengan ratusan tahun lalu ketika VOC memperbudak rakyat Indonesia? Miris memang membayangkannya. Bila dilihat, memang tidak salah ketika Amien Rais dalam bukunya, SELAMATKAN INDONESIA, mengatakan bahwa mental sebagian besar penduduk Indonesia saat ini adalah mental inlander , mental buruh atau budak, sehingga kita harus mengubah mental itu.
=========
Teringat sebuah puisi dari W.S Rendra, yang saya tahu dari seorang senior yang sangat dekat, puisi tentang pendidikan yang menurut saya ketika dipikirkan memang ada kebenaran yang sulit kita ingkari. Bahkan mungkin sebagian dari kita justru pernah memimpikan sesuatu yang menjadi ironi tersebut.
=========
Puisi W. S. Rendra tentang Pendidikan
Aku bertanya,
Apakah gunanya pendidikan,
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya?
Apakah gunanya pendidikan,
bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang ibu kota, sekrup-sekrup di Schlumberger, Freeport, dan sebagainya,
kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang,
belajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra, atau apa saja,
ketika ia pulang ke rumahnya, lalu berkata,
Di sini aku merasa asing dan sepi
Jumat, 26 Juni 2009
Sabtu, 06 Juni 2009
Memperingati Hari Lahir Soekarno
Pada tanggal yang sama, hari ini 6 juni, 108 tahun yang lalu lahir seorang tokoh besar di bumi Indonesia. Soekarno. Seorang pemikir dan orator ulung yang pada tahun 1920 menjalani pendidikan di ITB (dulu Technische Hoge School). Seorang alumni yang pantas ditiru dan namanya diabadikan di sebuah tugu di dalam kampus ITB.
Seorang yang sikap dan pemikirannya patut dicontoh. Seorang yang semangatnya harus dimiliki oleh setiap pemuda di Indonesia.
"Beri aku 100 org tua, saya bersama mereka kiranya dapat memindahkan gunung, tapi apabila saya diberi 10 orang pemuda yang BERSEMANGAT DAN BERAPI-API kecintaannya pada bangsa dan tanah air tumpah darahnya. Saya akan dapat menggetarkan DUNIA"(Soekarno)
Seorang yang sikap dan pemikirannya patut dicontoh. Seorang yang semangatnya harus dimiliki oleh setiap pemuda di Indonesia.
"Beri aku 100 org tua, saya bersama mereka kiranya dapat memindahkan gunung, tapi apabila saya diberi 10 orang pemuda yang BERSEMANGAT DAN BERAPI-API kecintaannya pada bangsa dan tanah air tumpah darahnya. Saya akan dapat menggetarkan DUNIA"(Soekarno)
Bakti kami untuk Mu
Tuhan
Bangsa
dan
Almamater
MERDEKA!!
Tuhan
Bangsa
dan
Almamater
MERDEKA!!
Jumat, 05 Juni 2009
Rockchoir Concerta di ITB, MENGECEWAKAN
Barusan pulang dari acara musik Rockchoir Concerta yang diadain 8EH. Bukan, bukan nama makanan, 8EH tuh semacam radio kampus di ITB. Jadi ceritanya Rockchoir Concerta ini ngegabungin antara orkestra, paduan suara dan band gitu. Sayangnya malam ini yang didapat justru kekecewaan yang SssaAngatttT BbbeEsSsAarR.
Kenapa kecewa?
Pertama, settingan sound systemnya jelek banget. Bassnya kegedean sampe biola dan sebagainya ngga kedengeran. Kalo gini mah percuma digabung sama orkestra kalo orkestranya ngga kedengeran.
Kedua, MC-nya ngga jelas. Ngebosenin dan malah asyik ngobrol berduaan di depan. Tanpa sadar harus menghibur orang banyak malah mereka menghibur diri sendiri. Serasa dunia milik berdua kali.
Ketiga, sewaktu keajaiban terjadi dan sound system mulai terdengar lebih baik, flow acara justru tidak mendukung. MC tiba-tiba masuk dan bilang "Itulah akhir dari acara kita". "Hah, sumpah masa gitu doang, pasti nih bercanda", kata gw dalam hati. Dan ternyata tidak sodara-sodara. Semua penonton diem dan lama dulu karena ga nyangka acara selese. Ada beberapa tepuk tangan sayup-sayup di kejauhan. Satu kata "GARING!!". Padahal baru jam 9 dan di jadwal katanya sampai jam 10.
PARAH, balikin duit gw!!
Kenapa kecewa?
Pertama, settingan sound systemnya jelek banget. Bassnya kegedean sampe biola dan sebagainya ngga kedengeran. Kalo gini mah percuma digabung sama orkestra kalo orkestranya ngga kedengeran.
Kedua, MC-nya ngga jelas. Ngebosenin dan malah asyik ngobrol berduaan di depan. Tanpa sadar harus menghibur orang banyak malah mereka menghibur diri sendiri. Serasa dunia milik berdua kali.
Ketiga, sewaktu keajaiban terjadi dan sound system mulai terdengar lebih baik, flow acara justru tidak mendukung. MC tiba-tiba masuk dan bilang "Itulah akhir dari acara kita". "Hah, sumpah masa gitu doang, pasti nih bercanda", kata gw dalam hati. Dan ternyata tidak sodara-sodara. Semua penonton diem dan lama dulu karena ga nyangka acara selese. Ada beberapa tepuk tangan sayup-sayup di kejauhan. Satu kata "GARING!!". Padahal baru jam 9 dan di jadwal katanya sampai jam 10.
PARAH, balikin duit gw!!
Langganan:
Postingan (Atom)