Jumat, 26 Juni 2009

Renungan Dari Debat Capres

[copy of my own facebook note]
25 june at 9:44pm

Mendengar sebuah pernyataan yang agak menggelitik ketika debat capres malam ini.

"Makanya untuk menambah tenaga kerja terlatih nanti kita buat supaya jumlah SMK lebih banyak daripada SMA, sehingga jumlah tenaga kerja terlatih bisa lebih banyak dan mengurangi pengangguran", kata SBY.

Mungkin memang lebih baik bila kita bandingkan, daripada lulusan SMA berjumlah banyak tapi banyak juga yang menganggur lebih baik banyak lulusan SMK tapi bekerja dan tidak menganggur. Istilah lain mungkin sebagai buruh terdidik.

Tapi agak mengerikan bila membayangkan nanti akan lebih banyak lulusan SMK dibanding SMA, dan hanya menjadi buruh terdidik. Bayangkan saja bila semua orang Indonesia memang bekerja, tidak ada yang menganggur, tapi sebagai buruh terdidik. Di sisi lain, atasan atau pemilik bisnisnya adalah orang-orang asing.

=========

"Jangan sekali-kali melupakan sejarah", kata Bung Karno. Di sisi lain ada pepatah mengatakan, "sejarah akan selalu berulang". Lalu apa yang akan kita lihat di Indonesia saat 5, 10 atau mungkin 15 tahun mendatang? Menjadi buruh ahli di bawah pengawasan asing? Lalu apa bedanya dengan ratusan tahun lalu ketika VOC memperbudak rakyat Indonesia? Miris memang membayangkannya. Bila dilihat, memang tidak salah ketika Amien Rais dalam bukunya, SELAMATKAN INDONESIA, mengatakan bahwa mental sebagian besar penduduk Indonesia saat ini adalah mental inlander , mental buruh atau budak, sehingga kita harus mengubah mental itu.

=========

Teringat sebuah puisi dari W.S Rendra, yang saya tahu dari seorang senior yang sangat dekat, puisi tentang pendidikan yang menurut saya ketika dipikirkan memang ada kebenaran yang sulit kita ingkari. Bahkan mungkin sebagian dari kita justru pernah memimpikan sesuatu yang menjadi ironi tersebut.


=========


Puisi W. S. Rendra tentang Pendidikan

Aku bertanya,

Apakah gunanya pendidikan,

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan,

bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang ibu kota, sekrup-sekrup di Schlumberger, Freeport, dan sebagainya,

kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang,

belajar teknik, kedokteran, filsafat, sastra, atau apa saja,

ketika ia pulang ke rumahnya, lalu berkata,

Di sini aku merasa asing dan sepi

1 komentar:

Yuniar mengatakan...

Saatnya pake widget skullers..!!!

Kita tunjukkan identitas kita sebagai seorang skullers...!!

Buka http://skullers.tf.itb.ac.id/?page_id=176