Minggu, 29 April 2012

Negeri Kita Masih Dijajah


Negeri kita masih dijajah
lain dulu lain sekarang
tapi tetap
dijajah

dulu pemuda dalam dan luar negeri bersatu
mengkritik belanda
penjajah kita

kini pemuda dalam dan luar negeri bersatu
mengkritik wakil yang suka plesir
sama, penjajah kita

negeri kita dijajah
oleh orang-orang tidak tahu malu
orang-orang munafik
orang-orang yang katanya wakil
tapi tidak mewakili

tidak percaya?
coba lihat!!

meneggelamkan ribuan rumah
dalam lumpur!!
dan masih mau jadi presiden

dulu
pemimpin olahraga masih jadi pemimpin
di dalam penjara!!

belum lama
gubernur lantik pejabat
di dalam penjara!!

sekarang
sudah ditahan masih jadi wakil
belum diberhentikan
apalagi memberhentikan diri

tidak tahu malu
tidak tahu malu!!

dulu kita berhasil
sekarang pasti kita berhasil
ayo kita usir
usir mereka dari bumi pertiwi

===================
Minggu, 29 April 2012
Narendra Prataksita

Perang Dunia Ketiga Semakin Dekat


Dalam satu minggu terdapat dua berita yang mengejutkan dan mungkin berpotensi mengusik perdamainan dunia. Kedua artikel tersebut saya dapatkan dari VOA Indonesia yang berisi mengenai percobaan peluncuran rudal jarak jauh oleh India dan Pakistan. Kedua berita tersebut tentunya sangat mengejutkan menyusul percobaan peluncuran rudal Korea Utara, terlebih lagi India dan Pakistan adalah dua negara yang tergolong tidak stabil dan memiliki konflik antara keduanya. Kemampuan rudal jarak jauh kedua negara dapat berpotensi membawa konflik tersebut ke level yang lebih buruk lagi.

Dalam artikel India Berhasil Luncurkan Rudal Jarak Jauh (19.04.2012), dikatakan bahwa India berhasil menguji-coba peluru kendali (rudal) yang mampu membawa hulu ledak nuklir sejauh Beijing dan mengumumkan negara itu sebagai negara berkekuatan rudal. Rudal Agni-V yang mempunyai jarak jangkau sekitar lima ribu kilometer ini, dapat membawa hulu ledak nuklir sejauh ibukota Tiongkok serta Shanghai.

Tidak mau kalah dengan India, Pakistan juga melakukan uji coba peluncuran rudal. Artikel Pakistan Berhasil Uji-coba Misil (25.04.2012) menyatakan bahwa Militer Pakistan berhasil menguji-coba misil Shaheen-1 versi terbaru yang mampu mengenai sasaran di India dengan senjata nuklir, dan diperkirakan mempunyai jarak jangkau lebih jauh. Terkait percobaan oleh India dan Pakistan tersebut analis pertahanan India, Kapil Kak, telah mengatakan India tampaknya semakin khawatir  akan kerjasama Tiongkok dan Pakistan dalam kemungkinan menghadapi India. Kalau ini terjadi, India harus bersiap-siap akan perang di dua front.

Perlu diketahui bahwa India dan Pakistan telah berperang  tiga kali sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1947. Kondisi politik antara kedua negara juga tidak bisa dibilang stabil mengingat adanya konflik wilayah dan juga konflik terkait suku dan agama.
"I was once asked why I don't participate in anti-war demonstrations. I said that I will never do that, but as soon as you have a pro-peace rally, I'll be there." -Mother Teresa-

Itulah perkataan Bunda Teresa terkait perang dan perdamaian. Saya sendiri bukan penganut agama yg beliau anut, namun saya setuju dengan perkataannya. Ketika kita memikirkan mengenai anti-perang, maka yang pikirkan cenderung ke arah yang negatif, salah satu contohnya dengan melengkapi persenjataan dengan alasan untuk menjaga keseimbangan peta kekuatan dunia. Namun apabila kita pikirkan hal seballiknya, bukan anti perang tapi justru pro perdamaian, maka yang terlintas adalah gagasan-gagasan untuk mencapai perdamaian dengan kegiatan positif. Contohnya bagaimana membangun kepercayaan antar negara dengan saling membantu yang pada akhirnya berujung pada perdamaian dunia. 

Mungkin ada yang berkata bahwa itu hanyalah permasalahan kata-kata dan mungkin itu sepele. Tapi justru dari kata-kata lah dunia kita terbentuk. Kata-kata akan membentuk persepsi dan akhirnya mempengaruhi pikiran. Hal ini senada dengan perkataan Buddha dan sudah banyak dibuktikan oleh para psikologis modern.
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we make the world.” -Buddha
Oleh sebab itu, marilah kita berpikir positif alih-alih mempersenjatai diri dengan senjata mutakhir. Apabila kita tidak mulai berpikir positif dan lebih mementingkan perdamaian dunia, maka potensi peperangan akan selalu ada. Dengan perkembangan teknologi persenjataan yang sedemikian pesatnya, terutama penggunaan hulu ledak nuklir pada rudal, maka dampak yang akan ditimbulkan oleh peperangan akan sangat mengerikan. Dampak tersebut akan merenggut jutaan nyawa, dan menghancurkan suatu daerah dalam waktu lama atau bahkan secara permanen.
"I know not with what weapons World War III will be fought, but World War IV will be fought with sticks and stones." -Albert Einstein-

Kamis, 26 April 2012

Kurangnya Dukungan Energi Surya Untuk Indonesia


Saya tergugah ketika membaca artikel VOA Indonesia yang berjudul Pemanfaatan Energi Surya di Kota New York (23.04.2012). Artikel tersebut berisi mengenai inisiatif walikota New York untuk mendukung penggunaan energi surya sebagai sumber energi bersih di kota tersebut.Walikota Michael Bloomberg dalam konferensi persnya mengumumkan instalasi panel-panel surya di sepuluh bangunan sebagai bagian dari program percontohan. Dukungan penggunaan energi surya tersebut juga ditunjukkan dengan adanya keringanan pajak negara bagian dan federal, serta pemotongan biaya. 

Jack Hidary, pendiri Samba Energi, mengatakan bahwa data menunjukkan instalasi tenaga surya di Amerika telah meningkat sepuluh kali lipat sejak tahun 2009, dan harganya terus menurun karena teknologi semakin efisien dan teknik instalasinya terus berkembang. Dia mencatat bahwa sel-sel surya yang dipasang di rumah saudara laki-lakinya ternyata dapat mengumpulkan energi lebih banyak dari kebutuhan keluarga tersebut.

Artikel tersebut tentunya menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan Indonesia? Padahal Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memiliki letak yang jauh dari khatulistiwa. Hal itu membuat pendeknya durasi paparan maksimal dari sinar matahari. 

Rotasi Bumi dan Pengaruh Terhadap Posisi Matahari
Negara tropis lebih lama mendapatkan sinar matahari dengan yang tidak jauh berbeda sepanjang tahun. Berbeda dengan negara subtropis yang ada waktu tertentu, intensitas sinar matahari yang diterima turun drastis, seperti pada saat musim dingin.  Namun hal itu tidak menyurutkan semangat negara-negara tersebut untuk mengembangkan dan menggunakan energi surya. Hal ini harusnya menjadi motivasi tersendiri bagi Indonesia yang memiliki potensi besar dalam energi surya.

Posisi Matahari dan Pengaruhnya pada Musim











Selama ini pemerintah lebih berfokus kepada masalah BBM, mengenai pembatasan penggunaan, pengurangan subsidi maupun konversi ke gas. Namun ada yang dilupakan, yakni potensi sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia. Akan tetapi pemanfaatan energi terbarukan tersebut membutuhkan inisiatif dan dorongan dari pemerintah seperti yang dilakukan walikota New York tersebut. Pengurangan biaya serta pemotongan pajak bagi produk-produk energi terbarukan akan membuat investor dan pengusahan tertarik untuk mengembangkan dan menjual produk pendukung energi terbarukan. Selain itu, pengurangan pajak bagunan bagi pengguna energi alternatif selain dari sumber PLN akan membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan energi alternatif seperti energi surya.

Selain itu, ada berita baik untuk Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia. Tidak semua instalasi panel surya harus dipasang di atas atap gedung. Dalam artikel VOA tersebut, Carlos Berger dari Solaire Voltaic, sebuah perusahaan kecil energi alternatif di Brooklyn, New York, baru-baru ini melapisi tembok luar bangunan dengan lapisan panel sel-sel surya yang tipis. Lapisan panel itu dibuat dari bahan dasar silikon yang transparan. 

Ini merupakan berita baik karena, berbeda dengan daerah lain di Indonesia, beban puncak di Jakarta justru berlangsung pada siang hari. Pada saat orang bekerja dan gedung perkantoran mengkonsumsi listrik untuk pendingin ruangan, lampu, komputer dan kegiatan perkantoran lainnya. Gedung perkantoran dengan belasan atau bahkan puluhan lantai memiliki bidang vertikal yang luas. Dengan memanfaatkan sel-sel surya pada bidang tersebut, tentunya hasil yang didapatkan akan jauh lebih besar dibanding hanya memasang sel surya di atap gedung. Hal tersebut pada gedung-gedung perkantoran di dunia. Salah satunya adalah CIS Office Building di Manchester.
 
Co-operative Insurance (CIS) Office Building di Manchester
Indonesia sebagai negara di garis khatulistiwa merupakan salah satu negara dengan potensi energi surya terbesar di dunia. Namun untuk mempercepat pengembangan dan penggunaan energi surya, tentunya itu memebutuhkan dukungan dari pihak-pihak terkait khususnya pemerintah. Potensi energi surya tanpa motivasi dan dukungan untuk mengembangkannya akan menjadi sia-sia. Potensi tanpa motivasi hanyalah kata-kata tak berisi.